Pada angka hari yang ke seribu tiga ratus empat puluh tiga semenjak pertemuan kita, aku ingin menitip selembar catatan tentang kita, wahai teman. Catatan yang ingin terus ku lanjutkan selama mentari masih bersinar menerangi bumi. Dan selama itu pula engkau menjadi topik yang akan aku kisahkan di sini. Walaupun tidak selalu engkau hadir di hadapan ku. Namun selamanya engkau ada di dalalm ingatan ini. Ya, sebagaimana mentari yang datang setiap pagi hingga sore hari, dan malam ia akan meneruskan langkah-langkahnya di bagian bumi yang lain. Dengan demikian, aku belajar tentang bagaimana cara untuk menata ingatan terhadap engkau. Walaupun masih dalam tahap belajar, namun aku senang dan bahagia, masih mempunyai kesempatan untuk menitipkannya pada salah satu lembaran catatan sore ini.
Sore yang bermendung, setelah seharian ini hujan mengguyur alam. Sore yang menyisakan ingatan terhadap mentari yang mulai berlalu. Sore yang syahdu dan menitipkan haru di relung hati.
Aku bahagia mengenangkan engkau sebagai mentari di dalam hati ini. Engkau berarti, meneranginya. Engkau bermakna dan membuatku segera menyadari. Bahwa engkau memang bukan milik ku. Dan kita mungkin saja tidak akan pernah saling memiliki. Namun, kalau ternyata kita memperoleh kesempatan untuk saling menjaga, mengapa tidak? Karena kita adalah hamba-hamba yang berada di dalam Kuasa-Nya.
Engkau di sana, aku jauh di sini. Selama jarak membentang, selagi jalan memanjang, selama itu pula kita dapat saling mengingat dan mengingatkan. Dan seperti saat ini, aku kembali hadir untuk merangkai beberapa baris kalimat, karena aku ingat akan engkau. Engkau yang berbudi, engkau yang berpekerti. Sungguh, sungguh aku mengagumimu dengan sepenuh hati. Kagum yang aku ingin menjagai, agar ia senantiasa suci.
Aku menyadari, bahwa aku bukanlah seperti beliau-beliau di sana, yang berada di dekat mu setiap hari. Namun, hati ini senantiasa peduli dengan keberadaan mu. Sehingga selalu saja ada kesempatan yang aku sisihkan untuk memberikan perhatian terhadap mu. Walaupun hanya dalam ingatan, berlanjut pada rangkaian doa.
Kita…
Mungkin saja belum pernah berjumpa,
Kita memang belum pernah bertukar suara,
Kita sudah seringkali bertatap mata,
mata hati…
Namun, engkau mentari di hati ku,
walaupun jauh di sana,
13 Jul 12, 07:46 AM
My Surya: Karena aku mencintaimu, hampir setiap waktu. Meskipun ketika sore menjelang, engkau bergulir, pergi. |
13 Jul 12, 07:45 AM
My Surya: Walaupun terkadang menyilaukan, namun seakan ada yang menarikku untuk kembali mengangkat wajah. |
13 Jul 12, 07:44 AM
My Surya: Peace. Untuk persahabatan sepanjang masa. Kembali ku menatapmu sebagaimana semula. Karena sinarmu. |
13 Jul 12, 07:43 AM
My Surya: Sebentar lagi, kami akan berjalan di bawah sinarmu. Tolong, tak perlu menyengat terlalu kuat. Yayaa. |
13 Jul 12, 07:41 AM
My Surya: Oo, mentari, senyumanmu indah hari ini. Dari tepi langit timur, engkau menampakkan diri. |
13 Jul 12, 07:39 AM
My Surya: Agar ia terbiasa lari pagi. Meskipun beberapa langkah setiap hari. Seraya mengalirkan hasil fikir. |
13 Jul 12, 07:38 AM
My Surya: Unjuk gigi, pada pagi hari di sini. Untuk melemaskan jemari yang sedari tadi berdiam diri. |
13 Jul 12, 07:35 AM
My Surya: Lembarannya pun tak akan pernah usang ataupun dimakan rayap. Seberapa lamapun usianya. |
13 Jul 12, 07:35 AM
My Surya: Walaupun sudah ku tulisi dengan rangkaian kata yang sekian banyak jumlahnya. Alhamdulillah… |
13 Jul 12, 07:34 AM
My Surya: Bukan lagi diari yang berlembar-lembar jumlahnya. Namun cukup satu lembar saja. Akan kembali kosong |
13 Jul 12, 07:32 AM
My Surya: Sungguh, masa yang terus berganti, kembali memperbarui memori. Ini namanya, bukan melodi namun diari |
13 Jul 12, 07:31 AM
My Surya: ingatan mengingatkanku untuk mengingatkanku padamu yang membuatku ingat dan teringat untuk menulis. |
13 Jul 12, 07:30 AM
My Surya: Untuk mengalirkan ingatan yang seringkali muncul tanpa pernah ku ingat. Kapan ya, pertama kalinya |
13 Jul 12, 07:29 AM
My Surya: Yes! Aku ingat. Engkau adalah temanku merangkai kata. So, setiapkali ingat kamu, aku menyusunnya. |
13 Jul 12, 07:25 AM
My Surya: Ah! Ekspresimu membuatku ingin merangkai sebuah kalimat, “Karena hari ini berharga.” |
13 Jul 12, 07:22 AM
My Surya: Tahukah engkau, mengapa aku menyukai hari ini? |
13 Jul 12, 07:21 AM
My Surya: Adalah Jum’at pagi, saat ini. Aku suka hari ini. Ini hari sangat ku sukai. Karena aku sangat suka. |
13 Jul 12, 07:19 AM
My Surya: Semakin ku bertanya, tanya yang lain pun bersahutan. Senyumiku dengan wajahnya yang rupawan. Segar. |
13 Jul 12, 07:19 AM
My Surya: Kapankah? Siapakah yang sedang melambaikan satu sayap hatiku yang lain? Aku masih bertanya-tanya. |
13 Jul 12, 07:17 AM
My Surya: Meskipun tidak lama lagi, namun aku yakin. Waktu itu akan datang, seiring dengan kesiapan hati. |
13 Jul 12, 07:16 AM
My Surya: Pagi ini, beburung bercengkerama sesamanya, di hadapanku yang melanjutkan mimpi di sini. Xixiii.. |
13 Jul 12, 07:15 AM
My Surya: Kemudian, kami dapat menyaksikan indahnya alam dari atas sana. Di bawah terpaan sinar mentari… |
13 Jul 12, 07:13 AM
My Surya: Sedangkan sayap hatiku, masih satu. Tuk membawaku terbang ke berbagai negeri. Ingin punya dua sayap. |
13 Jul 12, 07:11 AM
My Surya: Belajar dari seekor burung yang melayang bebas dengan kemewahan sayapnya sebagai sarana. |
13 Jul 12, 07:10 AM
My Surya: Seekor blue bird, terbang kian kemari. Melintas pulau, menyeberangi selat. Hmm, ai! Lalu aku? |
12 Jul 12, 11:53 PM
|
12 Jul 12, 11:48 PM
My Surya: My neighbor has a circular driveway… he can’t get out. Steven Wright |
12 Jul 12, 11:47 PM
|
12 Jul 12, 11:44 PM
|
12 Jul 12, 11:43 PM
My Surya: Ia yang tidak mempunyai mata, melangkah tanpa peneropong arah, sungguh kasihan yaa.. |
12 Jul 12, 11:41 PM
My Surya: Tangan yang menjadi sarana sampaikan suara jiwa? Terjagakah ia…? atau lelap terpesona, terlena |
12 Jul 12, 11:38 PM
My Surya: Sebelum merangkai suara, bagaimana jiwa berkata, setelahnya? |
12 Jul 12, 11:37 PM
My Surya: Saat menjawab tanya, bagaimana pikir mengolah kata, sebelum jemari menyusunnya? |
12 Jul 12, 11:35 PM
My Surya: Berulangkali saya menyapa, apakah sapa berasal dari dasar jiwa? atau sekadar basa basi saja? Aaaa |
12 Jul 12, 11:32 PM
My Surya: Sudahkah? Sudahkah? Sudahkah benar-benar sejalan antara pikir, hati dan lisan ini saat bersikap? |
12 Jul 12, 11:31 PM
My Surya: Ketika lisan berucap, apakah seluruh organ yang terdapat pada tubuh ini, turut berpesan? |
12 Jul 12, 11:29 PM
My Surya: Apakah sesuai dengan apa yang hati saya sampaikan, atau bagaimana? |
12 Jul 12, 11:16 PM
My Surya: -Apa yang sesungguhnya sedang saya lakukan adalah benar-benar saya pahami? Atau… hanya ikut |
12 Jul 12, 11:15 PM
My Surya: Bahwa terkadang, pikir ini jarang bertanya, “Saat saya melakukan sesuatu, apakah saya mengetahui apa |
12 Jul 12, 11:13 PM
My Surya: Anda perlu tahu. Tiga buah kata yang sampai saat ini masih melekat dalam ingatan. Ia memesankan |
12 Jul 12, 11:11 PM
My Surya: Kehidupan menjadi lebih hidup dengan banyak warna yang menghiasi lembaran diari hari ini |
12 Jul 12, 08:35 PM
My Surya: Cup-cup, nduk… |
11 Jul 12, 12:57 AM
Kuda Putih di dalam mimpi: Tika masih tertuju cita pada dunia, apalah guna. Bersegeralah mengeja arah yang sepatutnya kita tuju |
10 Jul 12, 07:09 AM
My Surya: Semoga kita dapat bertemu lagi, esok hari. Untuk melanjutkan perjuangan ini. Bersama-sama |
10 Jul 12, 07:07 AM
My Surya: Bersinar hingga akhirnya waktu berkata, “Selamat jalan, teman” Selamat melanjutkan bakti. |
10 Jul 12, 07:05 AM
My Surya: Ku sambut hadirmu, dengan seuntai harapan. Agar senyumanku hari ini, seindah senyumanmu… Amiin |
10 Jul 12, 07:04 AM
My Surya: Sebentar lagi, ya, sebentar lagi, ia benar-benar terbit. Tepat pukul 6:06. “Sweet Sunrise” |
10 Jul 12, 07:00 AM
My Surya: Senyuman unik penuh makna sedang ia simpulkan. Seiring dengan kicauan beburung bersahut-sahutan. |
10 Jul 12, 06:58 AM
My Surya: Tanda-tanda kehadiran mentari sudah mulai terlihat. Bersama semburat khasnya yang dahsyat! Yaps. |
10 Jul 12, 06:53 AM
My Surya: Hup! Hap! Hep! Mari kita melompat! Bergerak cepat. Berpindah tempat. Sebelum terlambat. |
10 Jul 12, 06:45 AM
My Surya: Yuuks bergiat menata niat. Kemudian bangkit dari rehat. Semangaaat! wahai my heart:heart: |
8 Jul 12, 04:42 PM
|
6 Jul 12, 10:00 AM
syahid: Subhanallah |
30 Jun 12, 07:06 AM
My Surya: Yaa Rahiim, yakini dua kata ini menjadi teman yang sangat dekat. |
30 Jun 12, 07:04 AM
My Surya: Dzikrullah free antivirus for our heart and soul. Yuuk, update it everytime. |
30 Jun 12, 07:01 AM
My Surya: Apakah virus yang seringkali mendatangi hati, tak terdeteksi, bahaya bagi hati. |
30 Jun 12, 06:59 AM
My Surya: Mengupdate antivirus buat komputer. Lalu, bagaimana dengan mengupdate antivirus untuk hati kita..? |
29 Jun 12, 08:45 AM
My Surya: Beberapa menit di sini, tanya “Mengapa?” |
29 Jun 12, 08:44 AM
|
29 Jun 12, 08:43 AM
My Surya: Yes, Alhamdulillah… akhirnya bisa mampir sini lagi, menjelang keberangkatan |
27 Jun 12, 07:12 AM
My Surya: Menyambut hadirnya “Mentari di hatiku”. Setiap saat ingatan mengingatkanku bahwa engkau nyata |
27 Jun 12, 07:08 AM
My Surya: Meluruhnya embun hati, berganti cemerlang sinar mentari. Tersenyum lebih indah… |
27 Jun 12, 07:03 AM
My Surya: Untuk membersamaimu setiapkali aku mau, masih cita. Baik-baik, yaa. Melangkahlah lebih tegap! |
27 Jun 12, 07:00 AM
My Surya: Bangkitlah! Teman… Siang segera menjelang. Melangkahlah dengan penuh kedamaian, bersama-Nya. |
27 Jun 12, 06:56 AM
My Surya: Mentari, kerlipan bintang nun di tepi langit timur, turut menjadi saksi atas janji-Nya yang pasti. |
27 Jun 12, 06:52 AM
My Surya: Pendar indah kebahagiaan terus menerpa rentang waktu. Ada hikmah yang terselip setiap detiknya |
23 Jun 12, 08:54 AM
I am: Teruntuk laki-laki bernama Ayah… terima kasih terjalin melalui rangkaian kata. Beliau yang berjasa |
20 Jun 12, 08:47 PM
I am: |
20 Jun 12, 08:46 PM
I am: Untukmu Teman |
9 Jun 12, 08:57 PM
Yes: ting–nong |
9 Jun 12, 08:56 PM
Yes: |
9 Jun 12, 06:48 PM
Yes: Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh… |
🙂 🙂 🙂
Aku tidak inginkan semua ini hanya mimpi. Namun aku harapkan ia mencipta bukti dalam sejarah perjalanan kehidupan ku di dunia ini. |